1. Pengertian Gerhana Matahari
Gerhana matahari adalah suatu peristiwa dimana bulan menutupi matahari, yaitu pada saat bulan terletak di antara Bumi dan Matahari.
Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa meskipun bulan lebih kecil tapi bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
Ada dua bagian bayangan yang dihasilkan, yaitu :
- Umbra : Merupakan inti dengan bayangan yang gelap, dengan seluruh permukaan matahari tertutup oleh bulan, tempat yang ditutupi umbra mengalami gerhana matahari total.
- Penumbra : Matahari tertutup sebagian, tempat di bumi yang tertutup penumbra mengalami gerhana matahari sebagian (parsial). Hanya sebagian permukaan matahari yang ditutupi bulan.
2. Jenis - Jenis Gerhana Matahari
Jenis-jenis gerhana matahari dibagi empat, yaitu:
- Gerhana total :
Gerhana total, terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.
Gerhana matahari total ini akan terjadi dalam waktu dekat ini yaitu gerhana matahari total pada 9 Maret 2016 di Indonesia.
- Gerhana sebagian :
Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
- Gerhana cincin :
Gerhana cincin, terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
- Gerhana hibrida :
Gerhana hibrida, bergeser antara gerhana total dan cincin. Pada titik tertentu di permukaan bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida relatif jarang.
3. Waktu Terjadinya ( Siklus ) Gerhana Matahari di Indonesia
Kapan terjadinya gerhana matahari total dapat diprediksi waktu dan tempat
kejadiannya. Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana
dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut Siklus Saros
tertentu.
Gerhana-gerhana pada Siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari. Sebagai contoh, GMT 9 Maret 2016 adalah anggota ke 52 dari 73 anggota pada Siklus Saros ke 130.
Gerhana sebelumnya yang berasosiasi dengan GMT 9 Maret 2016 ini adalah GMT yang terjadi pada 26 Ferbruari 1998.
Gerhana sesudahnya yang berasosiasi dengan GMT 9 Maret 2016 tersebut adalah GMT yang terjadi pada 20 Maret 2034.
Meski fenomena alam gerhana matahari total di suatu lokasi dapat diprediksi dengan baik, peristiwa tersebut tidak berulang di lokasi tersebut dengan siklus tertentu.
Gerhana matahari total sebelumnya yang dapat diamati di Indonesia adalah GMT pada 11 Juni 1983 yang jalur totalitasnya melewati Jawa, Sulawesi, dan Papua. Lalu GMT pada 18 Maret 1988 yang jalur totalitasnya melewati Sumatera dan Kalimantan.
Fenomena alam gerhana matahari total yang akan kembali dapat diamati di Indonesia adalah GMT pada 20 April 2023 yang jalur totalitasnya melewati Papua dan GMT pada 20 April 2042 yang jalur totalitasnya melewati Sumatra dan Kalimantan.
Gerhana-gerhana pada Siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari. Sebagai contoh, GMT 9 Maret 2016 adalah anggota ke 52 dari 73 anggota pada Siklus Saros ke 130.
Gerhana sebelumnya yang berasosiasi dengan GMT 9 Maret 2016 ini adalah GMT yang terjadi pada 26 Ferbruari 1998.
Gerhana sesudahnya yang berasosiasi dengan GMT 9 Maret 2016 tersebut adalah GMT yang terjadi pada 20 Maret 2034.
Meski fenomena alam gerhana matahari total di suatu lokasi dapat diprediksi dengan baik, peristiwa tersebut tidak berulang di lokasi tersebut dengan siklus tertentu.
Gerhana matahari total sebelumnya yang dapat diamati di Indonesia adalah GMT pada 11 Juni 1983 yang jalur totalitasnya melewati Jawa, Sulawesi, dan Papua. Lalu GMT pada 18 Maret 1988 yang jalur totalitasnya melewati Sumatera dan Kalimantan.
Fenomena alam gerhana matahari total yang akan kembali dapat diamati di Indonesia adalah GMT pada 20 April 2023 yang jalur totalitasnya melewati Papua dan GMT pada 20 April 2042 yang jalur totalitasnya melewati Sumatra dan Kalimantan.
0 Response to "Gerhana Matahari"
Post a Comment